Rabu, 18 Agustus 2010

Cara Pintar Muslim AS Libatkan Anak-Anak Dalam Ramadhan

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Banyak orang tua di seluruh negeri berusaha membuat anak-anaknya terlibat dalam tradisi Ramadhan dengan baik sebelum anak-anak mereka yang masih kecil cukup dewasa untuk ikut serta dalam berpuasa.
Anak-anak Kulsum Tasnif mungkin masih terlalu muda untuk berpuasa di bulan Ramadhan, namun hal tersebut tidak berarti bahwa mereka terlepas dari kaitan bulan suci tersebut.
Mason, Ohio, penduduk telah memutuskan untuk menggunakan kesempatan tersebut – dan fokusnya pada membantu mereka yang membutuhkan – sebagai sebuah cara untuk memberi semangat tiga anaknya, yang berusia 4 sampai 8 tahun, untuk menjadi lebih berpikiran kewarganegaraan.
Ia dan teman-temannya telah membawa anak mereka ke dalam sebuah rangkaian perjalanan ke dalam keadaan pikiran tersebut – pertama menuju ke sebuah tempat penyimpanan makanan untuk belajar tentang rasa lapar dan untuk memberikan donasi, dan kemudian menuju ke sebuah penampungan hewan untuk mendorong untuk menghormati semua mahluk hidup. Selanjutnya adalah kunjungan menuju sebuah Rumah Ronald McDonald dan rumah sakit anak-anak.
"Ramadhan bertindak sebagai sebuah katalisator untuk memulai banyak hal," Tasnif mengatakan. "Bahkan jika mereka tidak berpuasa, mereka dapat setidaknya merasa seperti mereka berkontrubusi untuk perbaikan komunitas mereka dalam beberapa cara."
Banyak orang tua di seluruh negeri membuat anak-anak mereka untuk terlibat dalam tradisi Ramadhan dengan baik sebelum anak-anak mereka yag masi kecil menjadi cukup tua untuk peristiwa utama bulan tersebut: berusaha untuk tidak makan dan minum dari subuh sampa matahari terbenam setiap hari.
Muslim menggunakan puasa sebagai sebuah kendaraan  untuk intropeksi dan mempererat spiritualitas, sebuah pesan yang bisa menjadi sedikit melebihi anak-anak. Jadi ini adalah aspek yang lain dari Ramadhan yang ditekankan – membantu perkembangan sebuah perasaan yang lebih kuat dalam keluarga dan komunitas, meningkatkan karakter seseorang dan meningkatkan kerja yang bagus dalam harapan membuatnya kebiasaan yang bertahan lama.
Priscilla Martinez mengingatkan anak-anaknya bahwa mereka harus menjadi ekstra baik dan sabar dengan satu dan yang lain dan melakukan lebih banyak sikap yang baik. Ketika waktunya tiba untuk berbuka puasa pada malam hari, enam anaknya, berusia 3 sampai 12 tahun, bergiliran dalam melayani memberikan minuman dan yang memberikan kurma berkeliling kepada saudaranya – makanan berbuka puasa tradisional – dan, kemungkinan yang paling menggairahkan dari yang lainnya, yang mendapat giliran menyalakan dekorasi untaian lampu rumah mereka yang berada di daerah Washington DC.
"Setiap orang memiliki sebuah kontribusi untuk dibuat, bagiannya menjadi sebuah keluarga," Martinez mengatakan. "Ketika Anda menanamkan tradisi dan kasih sayang dari sebuah usia muda, mereka menambah rasa kepemilikikan akan hal tersebut … mereka merasa menjadi bagian dari hal tersebut."
Di Laramie, Wyomig, Ginger Davis menggunakan kerajinan sebagai sebuah cara untuk membawa liburan ke dalam keluarga mudanya. Ia tidak dibesarkan sebagai seorang Muslim dan sehingga ia mengimprovisasi tradisi yang sesuai dengan usia anak-anaknya.
Tahun lalu, ia dan keempat anakanya yang pada waktu itu berusia 4 sampai 10 tahun, membuat kotak-kotak kue kering yang terbuat dari bubur kertas yang dihiasi dengan sebuah bulan sabit dan bintang untuk diberikan kepada tetangga, sejalan dengan sebuah penjelasan tentang Ramadhan dan kebiasaannya berbagi makanan dengan teman-teman. Mereka juga telah membuat tasbih dari manik-manik kayu dan benang.
Kerajinan Ramadhan pertama yang ia kerjakan adalah sebuah kalender berukuran kira-kira 3 kali 3 kaki, di mana sebuah suguhan disembunyikan di baliknya setiap hari – pensil-pensil yang dihiasi dengan "Happy Ramadhan," kartu hadiah untuk toko buku lokal, bola goyang yang dihiasi denga sebuah bulan sabit dan bintang, dan tentu saja beberapa permen.
Davis mengatakan bahwa ia ingin membawakan anak-anaknya beberapa kesenangan pada waktu berbuka puasa dan membuatnya menjadi sesuatu di mana seluruh keluarga dapat berpartisipasi di dalamnya.
"Secara mental, saya rasa mereka belum siap untuk memahami bagian keagamaan dari liburan tersebut," Davis mengatakan, menyebutkan sebuah sholat tengah malam khusus yang dilakukan di bulan Ramadhan dan acara Masjid yang lain. "Anak-anak membutuhkan sesuatu yang lebih pada tingkatan mereka.
"Saya berharap saya membawa sesuatu bagi anak-anak saya sehingga mereka mengingat dengan penuh kasih sayang sama halnya dengan saya mengingat dibesarkan dan tidak dapat tidur pada malam natal karena semua hal yang terjadi di sekeliling saya." (ppt/st/suaramedia) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

 
;