Tiga Anak Sombong
Wednesday, March 17, 2004 - Sumber : tasyaonline
* Nama : Dumarini Basuki
* Sekolah : (IVB) SD Ar-Rahman Motik Jakarta.
Tiga Anak Sombong
Pada zaman dulu di desa Sumbi tinggallah tiga orang anak yatim piatu bernama Sari, Ani dan Intan. Mereka sangat miskin. Setiap hari Sari si sulung bepergian berjualan makanan buatannya sendiri. Sementara Ani dan Intan menunggunya di rumah. Pada suatu hari ketika ia sedang menjual makanan, ia bertemu dengan seorang nenek-nenek yang kelaparan. Nenek itu meminta Sari untuk membagi makanannya. Dengan berat hati ia memberikan makanannya karena itu adalah sisa makanan satu-satunya untuk adiknya. Sesampainya di rumah, Sari bercerita tentang nenek yang kelaparan dan mereka tidak makan pada hari itu.
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan ketika Sari membukanya tidak ada seorang pun di sana. Yang ia lihat adalah sebuah keranjang yang setelah dibuka ternyata berisi banyak makanan dan uang. Akhirnya, dengan uang tersebut mereka membeli rumah mewah dan lain-lainnya.
Sari, Ani dan Intan menjadi sombong. Mereka tidak mau lagi membagi makanannya kepada orang yang kelaparan. Pada suatu hari ketika mereka sedang jalan-jalan keliling desa, mereka bertiga bertemu dengan seorang Kakek.
Kakek tersebut menasehati mereka agar tidak sombong, karena sombong adalah perbuatan yang sangat tercela dan akan membuat mereka jatuh miskin. Tapi ketiganya malah berkata dengan marah agar tidak menasehatinya karena mereka yakin dengan kekayaannya sekarang mereka tidak akan jatuh miskin.
Sesampainya di rumah, alangkah terkejutnya ketika mereka melihat rumah mereka telah hangus dilalap si jago merah. Mereka menangis tersedu-sedu karena harta benda mereka telah hangus terbakar.
Setelah kejadian itu mereka sadar dan ingin meminta maaf kepada Kakek yang telah menasehati mereka. Berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka berusaha mencari Kakek tersebut.
Setelah hampir putus asa, akhirnya mereka berhasil menemukan Kakek tersebut dan mereka berjanji untuk tidak sombong lagi serta meminta sang Kakek untuk menjadi Kakek angkat mereka.
* * * *
Segelas Susu
Thursday, May 06, 2004 - Sumber : dwp.or.id
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berfikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya "berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab : "Kamu tidak membayar apapun". "Ibu kami menajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kabaikan" kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : " Dari dalam hatiku akau berterima kasih pada anda."
Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke dokter besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Anwar dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata Dr. Anwar.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui ruang rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu.
Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelematkan nyawa itu. Mulai hari itu, ia selalu memberikan perhatian khusus pada wanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan??? Wanita itu sembuh !!.
Dr. Anwar meminta bagian keungan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Anwar menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus diangsur seumur hidupnya.
Akhirnya ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi??" Telah dibayar lunas dengan segelas susu !! " tertanda, Dr. Anwar Yusuf. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa : "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati tangan manusia."
(15 Jul 2003)(dwpp/truestory/F
Keong Mas
Thursday, November 06, 2003 - Sumber : UniKIDS
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran.
Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Akhirnya Keong Emas hidup berbahagia sebagai permaisuri raja, sedangkan ayah tiri dan ibunya hidup menderita dan harus mengembara dari desa ke desa untuk meminta-minta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar