Senin, 10 Mei 2010

Ikhlas

Apakah arti ikhlas?

Ikhlas berarti bersih dan murni. Ketika kita membicarakan tentang ikhlas, maka bahasan kita tak jauh dari hati, yaitu hati yang murni bersih dari unsur yang merusak amal. Seorang yang ikhlas disebut mukhlisin. Allah berfirman dalam Surat Az-Zumar, QS. 39:2 dan Al-Bayinah, QS. 98:5



إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّينَ ﴿٢﴾

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya.(Az-Zumar, QS. 39:2)


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Al-Bayinah, QS. 98:5)

Ketika kita beribadah dengan mengahrapkan ridho Allah niscaya Allah akan memberikan balasan yang dahsyat. Oleh karenanya beribadahlah sebagai wujud cinta dan syukur kepada Allah, bukan karena mengahrpa surga-Nya dan menjauhkan diri dari neraka-Nya. Jika kita beribadah karena takut kepada neraka dan hanya mengharap surga, maka ikhlas kita belum kepada taraf yang dibenarkan menurut Allah.

Dikisahkan tentang seorang perempuan sholehah, Rabiayul Adawiyah yang dicintai Allah. Setiap akan beribadah shalat ada “keanehan” yang beliau lakukan yang mengundang pertanyaan sahabatnya. Beliau membiasakan membawa air di tangan kanannya dan api di tangan kirinya. Maknanya adalah ia membawa air di tangan kanannya agar Allah memberikan kekuatan kepadanya untuk mematikan api neraka agar ketika ia meninggalkan maksiat bukan karena takut kepada api neraka namun karena cintanya kepada Allah. Kemudian api di tangan kiranya ia ibaratkan, jika Allah memberikan kekuatan kepadanya untuk membakar surga jika sampai ia beribadah shalat hanya untuk menginginkan surga bukan karena ingin mendapatkan ridho Allah.

Ketika kita berhasil mengawali langkah kita dengan ikhlas, maka Allah akan menaikkan derajat kita ke tingkat yang paling tinggi. Seorang yang mukhlisin, yang ikhlas dalam beribadah maka ia akan mampu menghadapi rintangan, hambatan, yang merupakan ujian untuknya, dan syetan tak mampu lagi mengganggu orang-orang yang ikhlas.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٨٣﴾

(82) Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (83) kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.

(Sad, QS. 38:82-83)



Kebaikan yang sedikit bisa jadi bernilai besar dalam pandangan Allah ketika kita mampu melakukannya dengan penuh keikhlasan. Untuk meraih taraf ikhlas butuh perjuangan yang besar untuk meraihnya. Jangan ada keterpaksaan dalam beribadah karena hal itu hanya akan mengotori hati dan amal ibadah kita. Dalam bersedekah hendaknya kita bisa menjaga keikhlasan kita karena jika tidak, bisa jadi sedekah kita justru akan menyakiti hati orang yang kita sedekahi. Upayakan agar ketika tangan kanan memberi tangan kiri tidak mengetahuinya. Begitu pula dalam melakukan ibadah shalat harus dilakukan dengan ikhlas mengharap keridhoan Allah bukan karena ingin dilihat manusia, karena jika demikian kita tak ubahnya sebagai seorang yang munafik. Begitu pula dengan seorang yang malas mendirikan shalat sama halnya seperti seorang yang munafik seperti yang difirmankan Allah dalam Surat An-Nisa, QS. 4:142

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا ﴿١٤٢﴾

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (An-Nisa, QS. 4:142)

Seorang yang ikhlas dalam shalat akan menghantarkan shalatnya kepada taraf kusyu. Takbirnya hanya untuk Allah. Belajarlah kusyu dari seekor kucing. Karena sesungguhnya dalam diri binatang terdapat ilmu yang bisa kita pelajari. Perhatikan kucing ketika melihat ikan yang ada di tangan kita. Matanya akan fokus kepada ikan itu. Ketika kita lengah sedikit, maka secepat kilat dengan penuh keseriusan, fokus, dan kekusyuan maka dengan mudah kucing merampas ikan dari tangan kita. Kusyu itu fokus kepada satu tujuan.

Siap untuk beribadah dengan ikhlas mengharap keridhoan Allah? Insya Allah.


By : Kembang Anggrek

Tidak ada komentar:

 
;